Menjadi manusia saja
Hidup adalah
perjuangan. Tanpa perjuangan, nihil, walau takdir pada hakikatnya berada di
tangan Tuhan, tapi itu bukanlah alasan untuk berpangku tangan, bermanja-manja
dan bermalas-malasan.
Tanpa usaha,
hidup akan sia-sia. Tanpa cita-cita, orientasi manusia terasa hampa. Dunia
seringkali tak sejalan dengan rencana. Sehingga menimbulkan kekecewaan belaka.
Tapi tidak! Jika kita mau bersandar pada-Nya, Yang Abadi. Ia selalu mengharap
untuk selalu diingat oleh kita. Ia tidak ingin diduakan atau kita berpaling
dari-Nya. Sebab semua ada karena-Nya, karena kehendak-Nya.
Dan kita,
hanyalah manusia berlumur dosa. Lemah tak berguna. Tanpa daya, tanpa memiliki
apa-apa. Tapi kenapa, kita selalu angkuh dan congkak terhadap sesama, terhadap
sesama makhluk Tuhan yang dicipta dari cairan hina?
Usaha dan keyakinan
Kawan…
Kegagalan
bukanlah momen untuk terus memelihara ratapan
Kegagalan bukanlah ajang kesedihan yang berkepanjangan
Kegagalan bukanlah lampu merah untuk kita berhenti berjalan
Kegagalan bukanlah tempat kita untuk lalu mencari kambinghitam untuk dipersalahkan
Kegagalan bukanlah aib yang harus kita simpan
Kegagalan bukanlah indikasi dari ketidakmampuan
Kegagalan bukanlah masa untuk menambah catatan hitam
Kegagalan bukanlah tembok baja yang tidak bisa dirobohkan
Kegagalan bukanlah ajang kesedihan yang berkepanjangan
Kegagalan bukanlah lampu merah untuk kita berhenti berjalan
Kegagalan bukanlah tempat kita untuk lalu mencari kambinghitam untuk dipersalahkan
Kegagalan bukanlah aib yang harus kita simpan
Kegagalan bukanlah indikasi dari ketidakmampuan
Kegagalan bukanlah masa untuk menambah catatan hitam
Kegagalan bukanlah tembok baja yang tidak bisa dirobohkan
Mari menjadi manusia
Dunia
dipenuhi filosofi tak terbatas. Begitu juga kita, makhluk kecil nan lemah yang
terlampau hina untuk mendongakkan kepala ke atas. Dan itu malah membuat kita
tambah menyadari bahwa kehinaan manusia telah melekat pada dirinya sejak lahir,
bahkan sejak bumi belum diciptakan.
Mungkin
dengan sedikit menyumbangkan kata dari berjuta filosofi itu membuat sedikit
hidup kita lebih bermakna; bagi diri sendiri, terlebih bagi orang banyak. Dan
sadari, bahwa hidup kita tak lama. Karena dunia ini hanya persinggahan yang
fana. Yang tak ada kebahagiaan kekal di dalamnya. mari selami diri kita yang
masih manusia.
Selamat malam dunia
Begitulah salam
pembuka yang bisa diucapkan oleh seorang manusia lemah tak berdaya. Manusia
yang baru bisa menyadari dirinya sendiri bahwa ia adalah manusia; manusia yang
baru sadar akan kelemahan dirinya, akan ketergantungannya pada yang lain, Manusia
yang sampai kini masih bergulat dengan waktu untuk mendapatkan cahaya hakikat
kemanusiaan dirinya.
Dalam mimpi
ia mencari. Dalam lamunan ia berharap. Akankah ada sebongkah jawaban untuk
dirinya yang tak kunjung-kunjung habis pertanyaannya: siapakah manusia sejati
itu?
Lamat-lamat
pertanyaan itu mungkin demi sedikit terjawab, oleh alam yang Tuhan ciptakan, dan
ciptaan itu untuk manusia. Manusia yang mau berpikir. Manusia yang enggan untuk
berhenti dari nikmatnya berpikir. Karena berhenti berarti mati!